Sajak - Luka





Dalam kekecohan kelas,
Sesekali aku mengerling,
Sesekali aku menjeling.

Membiarkan mataku meliar,
Melihat seluruh isi kelas.

Ada yang tertawa,
Ada yang mendiam,
Ada yang tertidur.

Mataku kembali kepada pena,
Aku merenung pena itu...

Sesuatu menganggu perasaanku.

Degupan nadiku,
Ku bilang satu-satu...
Lemah.

Aku tunduk,
Mataku berair,
Aku kecewa.

Dalam keriangan,
Masih terselit kejahilan.
Dalam keseronokan,
Masih wujud kealpaan.

Mereka lupa,
Lupa pada Yang Maha Mengetahui,
Lupa pada Yang Maha Melihat.

Tangisanku tersirat dalam hati,
Mengenang diri tiada upaya.

Tangisan itu umpama asid,
Menitik-nitik, berderai-derai,
Jatuh,
Membuat hatiku pedih,
Luka berdarah.


Tiba-tiba terjumpa sajak ni dalam file mana entah. Time ni Form 4 rasanya.. Er, saya bukanlah seorang yang puitis. Mungkin sekadar luahan pada ketika tu... Emm...


Emm, sedih pulak bila teringat balik... Seakan terbayang diri yang lemah itu... Ketidakmampuan apabila bergerak berseorang, memang terasa lemah. Saat ni la, rindu pada bi'ah solehah tu, memuncak...menggunung, melangit...

Kawan ada je di sekeliling, tapi kenapa masih merasa diri itu berseorangan? Beban dakwah itu terasa sangat berat ketika itu. Nak dikongsi, tapi bimbang tiada siapa yang mengerti... Bimbang, jika hal ini memberatkan mereka...


Diri ketika itu, mencari-cari seorang sahabat. Sahabat yang mengerti tujuan hidup, yang mengerti beban dakwah itu... Dapat bersama bergerak dalam amal ma'ruf dan nahi mungkar... Saling ingat-mengingati... Tegur-menegur... Rasa rindu pada sahabat sebegitu dipendam saja...


Duhai penulis ^^ bersyukurlah.
Bi'ah yang kau cari-cari selama ni, yang kau rindu-rindui, telah kau temui...
Pegang ia betul-betul... Bergembiralah, duhai hati n_n

Tapi, alhamdulillah, kat sekolah punya kawan yang sentiasa bersama-sama. Yang suka share masalah mereka. Saya sangat suka dengar masalah orang.. :D 

Ina, Maryam, Sofia, Sharinah, Zulaika...

Thanks for colouring my life...

Comments